Dalam dunia bisnis, istilah Startup dan UMKM sering digunakan secara bergantian atau bahkan disalahartikan sebagai satu hal yang sama. Meskipun keduanya beroperasi di ranah usaha yang relatif kecil, namun terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara startup dan UMKM.
Artikel ini akan menguraikan perbedaan utama antara kedua jenis bisnis tersebut satu per satu. Simak hingga selesai, ya!
Perbedaan Startup dan UMKM
Baik startup maupun UMKM tentu memiliki keuntungan dan tantangan mereka masing-masing. Oleh karena itu, kenali perbedaan keduanya agar Anda dapat menentukan model bisnis seperti apa yang sesuai dengan tujuan Anda.
Baca Juga:
1. Pengertian dan Pendekatan
Startup adalah perusahaan rintisan yang berfokus pada inovasi, pengembangan produk atau layanan yang disruptif, dan pertumbuhan yang cepat. Mereka memulai bisnisnya dengan visi yang besar dan mencoba mengubah industri atau menciptakan pasar baru.
Sementara, UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) merupakan usaha lokal yang memenuhi kebutuhan pasar tertentu. Berbeda dengan startup yang wajib memerlukan inovasi, mereka berusaha untuk memilih cara terbaik dalam mencari keuntungan. Hal inilah yang membuatnya lebih stabil dan berkelanjutan dalam pertumbuhan bisnis, dibandingkan startup.
2. Skala Operasional
Startup cenderung memiliki ambisi global atau setidaknya skala nasional. Mereka berusaha untuk mengembangkan model bisnis yang dapat diubah menjadi skala besar dalam jangka waktu yang cukup singkat.
Sementara, UMKM biasanya beroperasi di tingkat lokal atau regional. Mereka melayani pasar yang lebih kecil dan lebih fokus pada pertumbuhan yang stabil, daripada pertumbuhan yang cepat.
3. Sumber Dana
Startup mendapatkan pendanaan dari investor ventura atau modal ventura untuk mendukung pertumbuhan mereka. Setelah itu, mereka akan melakukan serangkaian putaran pendanaan sebelum akhirnya mencapai titik impas atau mendapatkan keuntungan.
Sementara UMKM cenderung bergantung pada sumber pendanaan yang lebih tradisional, seperti tabungan pribadi, pinjaman bank, atau bantuan dari keluarga dan teman.
4. Risiko
Tingkat risiko pada Startup biasanya lebih tinggi karena model bisnis ini bersifat eksperimental dan inovatif. Sudah banyak startup yang mengalami kegagalan dalam waktu yang singkat.
Sementara, UMKM cenderung lebih stabil karena mereka beroperasi dengan model bisnis yang telah terbukti. Meskipun risiko kegagalan tetap ada, namun mereka cenderung lebih mudah untuk bertahan dalam jangka waktu yang panjang.
Baca Juga:
Artificial Intelligence di Kehidupan Sehari-hari
5. Orientasi Pada Pertumbuhan
Startup cenderung memiliki orientasi yang sangat kuat pada pertumbuhan. Bisnis ini mengukur kesuksesan berdasarkan pada seberapa cepat mereka dapat memperluas operasional dan mencapai skala ekonomi.
Sementara, UMKM cenderung lebih fokus pada keberlanjutan bisnis jangka panjang daripada pertumbuhan yang cepat. Mereka lebih peduli dengan keuntungan yang stabil dan kepuasan pelanggan.
6. Penggunaan Teknologi
Startup sangat memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mempercepat pertumbuhan dan memberikan nilai tambah kepada pelanggan mereka. Mereka menggunakan berbagai platform online, aplikasi seluler, atau analitik data untuk meningkatkan pengalaman pengguna.
Sementara, UMKM mungkin tidak seagresif startup dalam penggunaan teknologi. Masih banyak dari mereka yang tetap menggunakan metode tradisional dalam menjalankan operasional.
7. Fokus Pasar dan Pelanggan
Startup akan selalu mencari celah pasar yang belum dimanfaatkan kebanyakan orang dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi. Mereka memiliki fokus pada segmen pasar yang lebih spesifik atau mencoba menciptakan pasar baru sepenuhnya.
Sementara, UMKM cenderung lebih berorientasi pada kebutuhan pasar lokal atau regional yang sudah ada. Mereka akan menawarkan produk atau layanan yang sudah ada dengan harga yang lebih bersaing atau dengan layanan pelanggan yang lebih baik.
Sumber Referensi: