Startup adalah istilah yang digunakan untuk menyebut perusahaan rintisan yang berfokus pada bisnis digital. Banyak startup yang tidak hanya bergerak di bidang teknologi, tetapi juga menyediakan produk dan layanan lain yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar.
Saat ini, terdapat berbagai kategori startup di Indonesia, termasuk unicorn, decacorn, dan hectocorn. Ketiga istilah ini digunakan untuk mengelompokkan perusahaan berdasarkan valuasi mereka. Untuk memahami lebih lanjut perbedaannya, simak penjelasan di bawah ini.
Apa itu Unicorn, Decacorn, Dan Hectocorn dalam Dunia Startup?
Apa itu Unicorn?
Istilah “unicorn” pertama kali diperkenalkan oleh Aileen Lee, seorang pemodal ventura, untuk menggambarkan startup yang memiliki valuasi mencapai 1 miliar dolar AS atau lebih. Berikut adalah ciri-ciri dari startup unicorn:
- Biasanya perusahaan teknologi.
- Masih dalam tahap pengembangan tetapi memiliki potensi pasar yang besar.
- Contoh: Tokopedia, Traveloka, dan OVO pernah masuk kategori ini.
Baca Juga: Apakah Lulusan SMA Bisa Bekerja di Startup?
2. Apa Itu Decacorn?
Decacorn merupakan langkah berikutnya dari unicorn. Startup yang masuk kategori ini memiliki valuasi sebesar 10 miliar dolar AS atau lebih. Beberapa ciri dari startup decacorn adalah sebagai berikut:
- Sudah berkembang menjadi perusahaan besar dengan operasi di berbagai negara.
- Mampu menarik pendanaan besar dari investor global.
- Contoh: Gojek, yang berhasil mengembangkan bisnis hingga internasional.
3. Apa Itu Hectocorn?
Hectocorn adalah tingkatan tertinggi dalam dunia startup. Perusahaan dengan kategori ini memiliki valuasi mencapai 100 miliar dolar AS atau lebih. Berikut adalah ciri-cirinya:
- Perusahaan berskala global dengan pengaruh besar di pasar internasional.
- Biasanya bukan lagi disebut startup, melainkan raksasa teknologi.
- Contoh: Apple, Google, dan Amazon yang menjadi pemimpin industri.
Itulah perbedaan startup unicorn, decacorn, dan hectocorn yang membedakan skala valuasi perusahaan di dunia startup. Dengan memahami klasifikasi ini, Anda bisa lebih mengenali pertumbuhan dan potensi suatu bisnis rintisan di pasar global.
Baca Juga: Cara Perusahaan Startup Mencapai Status Unicorn
Bagaimana Startup Bisa Menjadi Unicorn, Decacorn, atau Hectocorn?

Sumber Gambar: freepik.com
Untuk mencapai status unicorn, decacorn, atau hectocorn, startup harus mencapai nilai valuasi tertentu, yaitu unicorn dengan valuasi minimal US$1 miliar, decacorn di atas US$10 miliar, dan hectocorn melebihi US$100 miliar.
Pencapaian ini biasanya diperoleh melalui beberapa faktor kunci, seperti model bisnis yang inovatif, pertumbuhan pengguna yang pesat, dan kemampuan untuk menarik investasi signifikan dari modal ventura.
Selain itu, startup perlu memiliki strategi ekspansi yang efektif, manajemen yang solid, serta kemampuan beradaptasi dengan dinamika pasar untuk meningkatkan valuasi mereka ke tingkatan tersebut.
Referensi:
https://indonesiabaik.id/infografis/kenali-perbedaan-startup-unicorn-decacorn-dan-hectocorn