Bayangkan jika suatu hari Anda menerima email yang tampak resmi dari bank Anda, meminta untuk mengkonfirmasi data pribadi. Tanpa curiga, Anda mengikuti instruksinya, tetapi beberapa saat kemudian, rekening Anda dibobol.
Hal ini adalah salah satu contoh kejahatan cyber crime yang semakin marak terjadi dan mengancam keamanan data pribadi serta bisnis. Kejahatan ini dapat merugikan individu maupun perusahaan jika tidak ditangani dengan tepat.
Oleh karena itu, Anda dapat simak artikel ini untuk lebih memahami ancaman ini.
Apa itu Cyber Crime?
Cyber crime adalah tindakan kriminal yang dilakukan dengan memanfaatkan jaringan dunia maya sebagai sarana utama. Para pelaku umumnya menggunakan perangkat komputer yang terhubung ke internet untuk menjalankan aksinya. Internet yang bersifat global menyebabkan kejahatan ini dapat terjadi lintas negara dan sulit dilacak.
Salah satu contoh yang sering ditemui adalah pembajakan film. Beberapa aplikasi menyediakan akses ilegal ke berbagai film tanpa izin resmi, memungkinkan banyak orang menontonnya secara gratis. Padahal, tindakan ini termasuk dalam pelanggaran hak cipta dan bentuk kejahatan digital yang ilegal.
Baca Juga: Jenis-jenis AI untuk Operasional Bisnis
Apa Saja Jenis-jenis Cyber Crime?

Sumber Gambar: freepik.com
Beberapa jenis cyber crime yang sering terjadi di Indonesia, antara lain:
1. Pencurian Identitas (Identity Theft)
Proses mencuri informasi pribadi seseorang, seperti nama, nomor kartu kredit, atau informasi keuangan lainnya untuk melakukan penipuan atau kegiatan kriminal lainnya.
2. Penipuan (Fraud)
Penggunaan tipu daya untuk mendapatkan keuntungan secara ilegal, misalnya, melalui email palsu (phishing), penipuan kartu kredit, atau penipuan investasi online.
3. Serangan Malware (Malware Attacks)
Serangan menggunakan perangkat lunak jahat seperti virus, worm, trojan, ransomware, dan spyware untuk mencuri informasi, merusak sistem, atau memaksa pengguna membayar uang tebusan.
4. Penyadapan Data (Data Breaches)
Penyusupan ke dalam sistem komputer atau jaringan untuk mencuri, merusak, atau mengubah data sensitif seringkali untuk tujuan komersial atau politik.
Baca Juga: Kenali Ransomware, Pemerasan Massal Digital
5. Penyebaran Konten Ilegal (Illegal Content Distribution)
Aktivitas yang melibatkan penyebaran konten ilegal seperti pornografi anak, materi teroris, atau penyebaran informasi palsu dengan tujuan merusak reputasi seseorang maupun lembaga.
6. Serangan Denial-of-Service (DoS) atau Distributed Denial-of-Service (DDoS)
Upaya untuk membuat layanan online tidak tersedia bagi pengguna yang sah dengan mengalirkan lalu lintas internet yang berlebihan ke server, sehingga menyebabkan gangguan atau kerusakan sistem.
7. Kejahatan Berbasis Blockchain
Terutama terkait dengan penggunaan cryptocurrency untuk mencuci uang, kejahatan di pasar gelap digital, atau serangan terhadap platform blockchain.
8. Pelecehan dan Penipuan Online
Termasuk pelecehan seksual online, penipuan romansa, penipuan online lainnya yang dilakukan melalui platform sosial, forum, atau aplikasi pesan.
Referensi: