Bayangkan sebuah startup kecil yang awalnya hanya memiliki ide inovatif, kini berkembang pesat menjadi perusahaan bernilai miliaran dolar. Perjalanan menuju status unicorn bukanlah hal yang mudah, tetapi dengan strategi yang tepat, hal itu bisa diwujudkan.
Untuk membawa startup ke tingkat unicorn, Anda membutuhkan langkah-langkah strategis seperti membangun model bisnis yang scalable, menarik investor yang tepat, hingga memanfaatkan teknologi secara maksimal.
Lalu, bagaimana cara startup mencapai status unicorn? Simak artikel ini untuk mengetahui strategi agar startup bisa menjadi unicorn dengan cepat.
1. Temukan Masalah yang Tepat untuk Diselesaikan
Salah satu faktor kunci di balik kesuksesan unicorn adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah besar yang dihadapi oleh pasar. Startup yang berhasil seringkali berfokus pada solusi untuk masalah yang memiliki potensi pasar yang besar dan signifikan.
Anda dapat melakukan riset mendalam untuk memahami kebutuhan dan kesenjangan di pasar. Selain itu, berpikir secara inovatif tentang bagaimana solusi Anda dapat mengatasi masalah ini dengan cara yang belum dilakukan sebelumnya sangatlah penting.
Contoh: Gojek memulai dengan menyelesaikan masalah transportasi di Indonesia dengan menawarkan solusi yang mudah diakses melalui aplikasi, yang kemudian berkembang menjadi platform super dengan berbagai layanan.
Baca Juga: Hal-hal yang Perlu Dipersiapkan sebelum Bekerja di Startup
2. Validasi Ide Anda dengan Pasar
Setelah menemukan masalah yang relevan, cara startup jadi unicorn selanjutnya adalah memvalidasi ide dengan pasar sesegera mungkin. Proses ini dikenal sebagai Minimum Viable Product (MVP), di mana Anda membuat versi sederhana dari produk untuk diuji di pasar nyata.
Anda harus merilis MVP secepat mungkin untuk mendapatkan feedback dari pengguna dan gunakan umpan balik dari pengguna untuk menyempurnakan produk. Hal ini dapat menjadi fokus pada pembelajaran dan perbaikan produk berdasarkan hasil uji coba.
Contoh: Airbnb memulai dengan situs sederhana untuk menyewakan tempat tidur di ruang tamu. Dengan umpan balik dari pengguna awal, mereka menyempurnakan model bisnis mereka hingga menjadi platform global untuk penyewaan akomodasi.
3. Fokus pada Pertumbuhan Pengguna yang Cepat
Pertumbuhan pengguna yang pesat adalah indikator penting untuk menarik perhatian investor dan mendekati status unicorn. Startup yang sukses seringkali memiliki strategi untuk meningkatkan basis pengguna dengan cepat melalui inovasi, pemasaran yang efektif, dan memperhatikan kebutuhan pelanggan.
Anda dapat menggunakan strategi pertumbuhan viral, di mana pengguna yang ada mendorong orang lain untuk menggunakan produk atau layanan Anda. Selain itu, manfaatkan pemasaran digital, termasuk media sosial, kampanye iklan, dan influencer untuk menjangkau audiens yang lebih besar.
Contoh: TikTok tumbuh sangat cepat berkat konten video singkat yang memungkinkan pengguna untuk dengan mudah berbagi, yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan viral.
4. Bangun Tim yang Kuat dan Berpengalaman

Tidak ada startup yang bisa mencapai status unicorn sendirian. Anda membutuhkan tim yang solid dengan berbagai keahlian untuk mendorong pertumbuhan, menciptakan inovasi, dan menghadapi tantangan yang muncul di sepanjang jalan.
Oleh karena itu, rekrut talenta terbaik yang memiliki visi dan nilai yang selaras dengan perusahaan. Pastikan tim inti mencakup ahli dalam teknologi, bisnis, pemasaran, dan keuangan. Selain itu, buat lingkungan kerja yang kolaboratif dan inovatif, di mana setiap anggota tim merasa diberdayakan untuk berkontribusi pada kesuksesan perusahaan.
Contoh: Facebook membangun tim yang kuat sejak awal, dengan talenta kunci di bidang teknologi dan produk yang membantu perusahaan berkembang pesat di tahap awal.
5. Fokus pada Skala dan Ekspansi Pasar
Salah satu faktor utama yang membuat startup sukses jadi unicorn adalah memiliki kemampuan untuk menskalakan bisnis dengan cepat, baik dari sisi teknologi maupun operasional. Selain itu, penting juga untuk memperluas jangkauan ke pasar baru, baik secara geografis maupun vertikal.
Anda harus memastikan produk atau layanan Anda memiliki model bisnis yang dapat diulang dan diukur, sehingga mudah diperluas ke pasar lain. Pertimbangkan ekspansi global jika pasar lokal mulai jenuh atau untuk menangkap peluang yang lebih besar.
Contoh: Grab memulai di Singapura, tetapi segera memperluas layanannya ke seluruh Asia Tenggara, mengambil alih pangsa pasar yang besar di berbagai negara.
Baca Juga: 3 Jenis Venture Builder untuk Perusahaan Startup
6. Cari Pendanaan yang Tepat
Mencapai status unicorn hampir selalu melibatkan beberapa putaran pendanaan besar dari investor ventura. Startup harus membangun hubungan yang kuat dengan investor, yang tidak hanya menyediakan modal, tetapi juga dukungan strategis.
Oleh karena itu, mulailah dengan pendanaan awal untuk membangun MVP dan mencapai validasi pasar. Bangun hubungan dengan investor venture capital yang memahami industri Anda dan bisa memberikan nilai lebih dari sekadar modal. Selain itu, bersiaplah untuk skala besar setelah mencapai product-market fit, dengan pendanaan yang cukup untuk mendukung pertumbuhan.
Contoh: Bukalapak berhasil meraih investasi besar dari investor lokal dan internasional, yang mendukung ekspansi dan inovasi mereka dalam e-commerce di Indonesia.
7. Jadikan Inovasi sebagai DNA Perusahaan
Unicorn tidak hanya mengejar keuntungan semata, tetapi juga selalu berusaha untuk inovatif dalam produk dan layanan mereka. Inovasi adalah faktor yang membuat startup mampu bertahan dan berkembang di pasar yang kompetitif.
Oleh karena itu, Anda harus terus berinovasi dengan mendengarkan kebutuhan pengguna dan menyesuaikan produk. Anda juga harus berani mengambil risiko dengan mencoba teknologi baru atau pendekatan bisnis yang belum teruji.
Contoh: Tesla tidak hanya berinovasi dalam kendaraan listrik, tetapi juga dalam baterai, teknologi otonom, dan energi terbarukan yang menjadikannya pionir di berbagai bidang.
Referensi: