Startup unicorn adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada startup atau perusahaan rintisan yang berhasil mencapai valuasi senilai $1 miliar atau lebih. Istilah ini pertama kali dipopulerkan oleh Aileen Lee, pendiri Cowboy Ventures, pada tahun 2013 untuk menggambarkan betapa langkanya startup yang bisa mencapai valuasi sebesar itu—seperti halnya hewan unicorn dalam mitos yang dianggap sangat jarang ditemukan.
Bagaimana Sebuah Startup Bisa Menjadi Unicorn?
Untuk menjadi unicorn, sebuah startup harus menunjukkan potensi pertumbuhan yang luar biasa dan menarik minat investor besar. Biasanya, startup unicorn hadir dengan inovasi teknologi atau solusi yang disruptif, yang mampu merubah cara orang bekerja, berbelanja, atau berkomunikasi.
Faktor-faktor Penting yang Berkontribusi terhadap Keberhasilan Startup Unicorn
1. Inovasi Produk atau Layanan
Startup unicorn sering kali memperkenalkan produk atau layanan yang revolusioner dan menjawab kebutuhan pasar yang belum terpenuhi.
Baca Juga:
2. Potensi Pertumbuhan Global
Perusahaan ini biasanya memiliki skala global, artinya produk atau layanan mereka dapat diadopsi di berbagai negara tanpa batasan geografis yang signifikan.
3. Investasi Besar
Perusahaan rintisan yang berpotensi menjadi unicorn biasanya mendapatkan suntikan dana besar dari investor atau venture capital (VC). Pendanaan ini membantu mereka untuk memperluas operasional dengan cepat.
4. Tim yang Kuat dan Visioner
Startup unicorn umumnya dipimpin oleh tim yang memiliki visi jelas tentang masa depan industri dan produk mereka. Mereka memiliki kemampuan untuk mengeksekusi ide-ide mereka dengan cepat dan efektif.
Mengapa Unicorn Itu Penting?
Startup unicorn kerap menjadi simbol kesuksesan di dunia teknologi dan bisnis. Kehadiran mereka menunjukkan bahwa ada ruang untuk inovasi besar dalam berbagai industri, dan mereka membuka peluang baru bagi pengusaha lainnya.
Selain itu, unicorn juga menjadi target akuisisi dari perusahaan besar atau bahkan melantai di bursa saham (IPO) untuk terus berkembang.
Sumber: